Nama : Setiyanti Rianta
NPM : 26212947
Kelas : 2EB18
Dosen : Hadir Hudiyanto
Pentingkah
Peranan Koperasi Terhadap Perekonomian Indonesia?
Kita
pasti sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata “KOPERASI”, akan tetapi tidak semua masyarakat Indonesia telah
memahami apa itu koperasi? Koperasi
adalah suatu organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang
per-orang atau suatu badan usaha tertentu untuk kepentingan bersama. Kegiatan
koperasi melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan “EKONOMI RAKYAT” yang berdasarkan asas
kekeluargaan.
Mungkin
sebagian dari kita akan bertanya “Pentingkah peranan koperasi di Indonesia?”.
Jawabannya sudah pasti penting, “apa alasannya?”. Karena koperasi di
Indonesia memiliki peranan sebagai penunjang peningkatan usaha kecil dan
menengah (UKM), serta untuk memperkecil tingkat pengangguran di Indonesia
sehingga perekonomian di Indonesia dapat semakin meningkat.
Seperti
yang kita ketahui kelebihan koperasi di Indonesia:
1. Bersifat
terbuka dan sukarela.
2. Besarnya
simpanan pokok dan simpanan wajib tidak memberatkan anggota.
3. Setiap
anggota memiliki hak suara yang sama, bukan berdasarkan besarnya modal.
4. Bertujuan
meningkatkan kesejahteraan anggota dan bukan semata-mata mencari keuntungan.
Pada
acara puncak peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-66 yang dipusatkan
di Mataram, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat, (12/7/2013),
yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memberikan apresiasi
terhadap perkembangan perkoperasian di Indonesia yang mengalami kemajuan pesat.
“Saya telah melihat perkembangan pesat perkoperasian di Indonesia, termasuk
usaha mikro, kecil dan menengah. Konsep Ketua Umum Dekopin, Menteri Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah (UKM), dan gubernur, serta para bupati/wali kota, yang
dikaitkan dengan kesaksian di lapangan, memang menunjukkan kemajuan yang
berarti. Apa yang dilakukan semua unsur penggerak koperasi dan UKM sangat
bermanfaat bagi masyarakat, terutama dalam aspek pengurangan angka kemiskinan,
penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kehidupan masyarakat. Saudara adalah
pahlawan, jadi teruslah berjuang untuk mengembangkan perkoperasian di negara
kita," kata Presiden.
Dari
berbagai upaya yang telah dilakukan semua unsur penggerak perkoperasian, maka
dapat disimpulkan bahwa koperasi sangat penting, dan apa yang telah dibangun
oleh Bapak Hatta selaku Bapak Koperasi patut diteruskan dari masa ke masa
karena koperasi telah terbukti mampu menggerakkan ekonomi hingga tumbuh secara
berkeadilan dan merata.
Kesimpulan
penting dan kita semua menyaksikan bahwa peran koperasi menjadi semakin penting
di era globalisasi ini. Mengapa demikian, karena dalam ekonomi modern, koperasi
memberikan peluang kepada negara-negara yang berkembang untuk maju
Menteri
Koperasi dan UKM Syarief Hasan menjelaskan, jumlah koperasi Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 3,35% dari 194.295 unit koperasi pada akhir Tahun 2012
menjadi 200.808 unit koperasi. Jumlah anggota meningkat 2,40% dari 33.869.439
orang menjadi 34.685.145 orang, sementara jumlah volume usaha meningkat 12,09%
yang semula Rp 102,8 triliun menjadi Rp 115,2 triliun. Pada 2009, jumlah
koperasi Indonesia masih tercatat sebanyak 170.411, sedangkan pertumbuhannya
sampai Juni 2013 sangat mengejutkan, karena sudah berhasil melampaui target
2014.
Dengan
telah disahkannya Undang-undang (UU) Nomor 17/2012 tentang Perkoperasian pada
29 Oktober 2012. UU ini mampu memberikan kemudahan serta kreativitas untuk
mendorong pertumbuhan koperasi.
Syarief
Hasan berharap pada 2014 Indonesia bisa menempatkan tiga unit koperasinya
menjadi skala besar atau internasional. Melihat perkembangan jumlah koperasi
tersebut, Syarief Hasan optimistis bisa mendukung pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Harkopnas ke 66 Tahun 2013 yang mengambil Tema “Sejahtera Bersama
Koperasi” tersebut, mengandung semangat bahwa seluruh penggiat koperasi
bertekad menjadikan koperasi kuat kelembagaannya, sehat usahanya, mandiri dalam
pengambilan keputusannya dan tangguh dalam menghadapi pesaing usahanya,
sehingga koperasi akan mampu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
CONTOH
JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENERAPAN METODE HARGA POKOK PROSES
SISTEM INVENTARISASI FISIK
CV RESTUNA
NERACA SALDO
Tanggal 31 Desember 2005
Nomor Akun
|
AKUN
|
NSS
|
|
D
|
K
|
||
111
|
Kas
|
296.170.000
|
|
112
|
Piutang
dagang
|
59.500.000
|
|
113
|
Sediaan produk jadi
|
72.000.000
|
|
114
|
Sediaan barang dalam proses
|
28.000.000
|
|
115
|
Sediaan bahan baku dan bahan
pembantu
|
28.000.000
|
|
116
|
Perlengkapan kantor
|
2.400.000
|
|
117
|
Perlengkapan pabrik
|
5.600.000
|
|
118
|
Asuransi dibayar dimuka
|
2.400.000
|
|
121
|
Aktiva tetap
|
260.000.000
|
|
122
|
Akum.penyusutan aktiva tetap
|
60.000.000
|
|
211
|
Hutang dagang
|
30.360.000
|
|
212
|
Hutang gaji dan upah
|
34.120.000
|
|
213
|
Hutang pajak
|
280.000
|
|
311
|
Modal rena
|
200.000.000
|
|
312
|
Modal risma
|
150.000.000
|
|
411
|
Penjualan
|
916.220.000
|
|
500
|
Gaji dan upah
|
||
511
|
b.gaji bag.penjualan
|
58.100.000
|
|
512
|
b.penjualan lain-lain
|
42.900.000
|
|
521
|
B.gaji bag.administrasi umum
|
42.000.000
|
|
522
|
B.administrasi umum lain-lain
|
15.2=450.000
|
|
611
|
Pembelian bahan baku dan pembentu
|
30.300.000
|
|
612
|
Gaji dan upah bag.produksi
|
26.100.000
|
|
613
|
B.listrik bag.produksi
|
2.200.000
|
|
614
|
B.asuransi pabrik
|
||
615
|
B.penyusutan aktiva tetap
bag.produksi
|
||
616
|
B.perlengkapan pabrik
|
||
619
|
BOP Lain-lain
|
1.100.000
|
|
620
|
Ikhtisar biaya produksi
|
||
621
|
Harga pokok produksi
|
418.400.000
|
|
1.390.920.000
|
1.390.920.000
|
Informasi
yang diterima untuk penyesuaian saldo akun-akun dalam neraca saldo di atas,
sebagai berikut :
a. Sediaan
bahan baku per 31 Desember seharga Rp 32.800.000
b. Informasi
dari bag.produksi, harga pokok barang yang masih diproses (belum selesai) pada
31 Desember 2005, Rp 26.400.000
c. Sediaan
produk jadi per 31 Desember 2005 seharga Rp 68.000.000
d. Perlengkapan
pabrik dipakai dalam bulan Desember 2005, seharga Rp 1.600.000
e. Asuransi
yang menjadi beban bagian produksi bulan Desember 2005, Rp 600.000
f. Penyusutan
aktiva tetap bag.produksi beban produksi bulan Desember 2005, Rp 2.000.000
g. Aktiva
tetap bag.administrasi dan umum tiap tahun disusutkan Rp 3.000.000
h. Sisa
perlengkapan kantor ditaksir seharga Rp 600.000
Berdasarkan
informasi di atas, jurnal penyesuaian yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Tanggal
|
Nomor buti
|
Akun
|
Nomor Akun
|
D
|
K
|
Des.31
|
Ikhtisar biaya produksi
-sediaan bahan baku
(sediaan bahan baku awal periode)
|
28.000.000
|
28.000.000
|
||
Des.31
|
Sediaan bahan baku
-ikhtisar biaya produksi
(sediaan bahan baku akhir periode)
|
32.800.000
|
32.800.000
|
||
Des.31
|
Ikhtsar biaya produksi
-sediaan BDP
(sediaan BDP awal periode)
|
28.300.000
|
28.300.000
|
||
Des.31
|
Sediaan BDP
-ikhtisar biaya produks
(sediaan BDP akhir periode)
|
26.400.000
|
26.400.000
|
||
Des.31
|
Ikhtisar laba rugi
-sediaan produk jadi
(sediaan produk jadi awal periode)
|
72.000.000
|
72.000.000
|
||
Des.31
|
Ikhtisar laba rugi
-sediaan produk jadi
(sediaan produk jadi akhir
periode)
|
68.000.000
|
68.000.000
|
||
Des.31
|
Biaya perlengkapan pabrik
-perlengkapan pabrik
|
1.600.000
|
1.600.000
|
||
Des.31
|
Biaya asuransi pabrik
-asuransi dibayar dimuka
|
600.000
|
600.000
|
||
Des.31
|
B.penyst.aktiva tetap B.prodksi
-Akum. Penyst aktiva tetap
|
2.000.000
|
2.000.000
|
||
Des.31
|
B.administrasi umum lain-lain
-akum.penyustan aktiva tetap
|
3.000.000
|
3.000.000
|
||
Des.31
|
B.administrasi umum lain-lain
-perlengkapan kantor
|
1.800.000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar