Nama : Setiyanti Rianta
NPM : 26212947
Kelas : 3EB18
Dosen : Lenie Okviana
PUBLIC SPEAKING
Berbicara merupakan kebutuhan semua orang. Entah kita sadari atau tidak, kita tidak bisa untuk tidak berkomunikasi. Kebutuhan profesi kita mungkin menghendaki untuk berbicara di depan publik dan melakukan presentasi, bahkan aktivitas keseharian kita sebagai manusia sosial.
Apa pengertian public speaking? Dan mengapa public speaking menjadi sebuah hal yang sangat penting untuk kita kuasai?
Sebelum kita membahas lebih lanjut pentingnya kita menguasai teknik public speaking. Kiranya kita perlu lebih dulu mengetahui pengertian keterampilan berbicara atau pengertian public speaking secara menyeluruh.
• PENGERTIAN PUBLIC SPEAKING
Menurut Webster’s Third New International Dictionary, tercantum pengertian Public Speaking adalah:
a. The act of process of making speeches in public (proses memberikan pidato di depan publik)
b. The art of science of effective oral communication with an audience (seni dari ilmu berkomunikasi lisan yang efektif bersama para pendengarnya).
Menurut David Zarefsky, dalam Public Speaking Strategic for Success; “Public speaking is a continous communication process in which messages and signals circulate back and forth between speaker and listeners.” Yang dapat diartikan: Public Speaking adalah sebuah proses komunikasi berkelanjutan, dimana pesan dan simbol (komunikasi) terus berinteraksi, antara pembicara dan para pendengarnya.
Sedangkan menurut Ys. Gunadi dalam Himpunan Istilah Komunikasi: Public Speaking adalah sebuah bentuk komunikasi yang dilakukan secara lisan tentang suatu hal atau topik di hadapan banyak orang. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi, mengubah opini, mengajar, mendidik, memberikan penjelasan serta memberikan informasi kepada masyarakat tertentu pada suatu tempat tertentu.
Karena sifatnya yang dinamis, maka Public Speaking juga dapat diartikan sebagai sebuah aktivitas yang sangat dekat dengan asosiasi kata perubahan (change). Melalui Public Speaking, kita dapat mengetahui pola pemikiran dari seseorang, mengetahui gagasan masa depan seseorang, dan ide – ide luar biasanya. Kita juga dapat mengetahui perubahan seperti apa yang digagas atau direncanakan oleh seseorang.
• JENIS – JENIS PUBLIC SPEAKING
Jenis-jenis public speaking di antaranya pidato, ceramah, orasi, presentasi, menjadi pemateri diskusi, mengajar di kelas, memberikan briefing, memandu acara (MC / pembawa acara / host), dan memimpin rapat atau berbicara dalam rapat.
• METODE PUBLIC SPEAKING
Dari segi metode atau cara, dikenal empat (4) jenis public speaking, yaitu
1. Ad Libitum/Impromptu -- public speaking secara mendadak, tanpa persiapan. Dalam dunia siaran, Ad Libitum artinya berbicara tanpa naskah (script).
2. Manuscript/Reading Complete Text -- public speaking dengan cara membaca naskah pidato yang sudah disiapkan. Biasanya dilakukan pejabat negara atau mereka yang memberi sambutan di acara resmi/formal.
3. Memoriter/Memorizing -- public speaking dengan menyampaikan hafalan naskah pidato.
4. Ekstempore/Using Note -- public speaking dengan bantuan catatan, pointer, garis besar materi (outline), atau slide materi yang ditayangkan di layar melalui infocus atau LCD Projector.
Cara public speaking "Using Note" dipandang sebagai cara public speaking terbaik karena bebas berimprovisasi, menjaga kontak mata, lebih komunikatif, dan pembicaraan "terkendali" dengan sistematika materi yang dibuat dalam catatan/makalah/slide.
PRESENTER BERITA (NEWS
ANCHOR)
Siapa tidak kenal Putra Nababan, Arief Suditomo, Najwa Shihab atau Isyana Bagoes Oka? Ya, mereka adalah sejumlah news anchor ternama yang sering malang melintang dalam siaran berita di stasiun TV. Dalam tugas softskill video, saya mengambil contoh profesi sebagai presenter berita (news anchor).
Seiring dalam perkembangan pertelevisian serta kebutuhan audience dalam mengkonsumsi berita yang disajikan oleh stasiun TV berbeda – beda, ada sebagian masyarakat yang hanya butuh berita yang dibacakan saja. Biasanya kelompok audience ini para pejabat pemerintah dan ibu rumah tangga. Namun ada pula kelompok audience yang sangat kritis membutuhkan sisi lain dari berita yang disuguhkan oleh divisi pemberitaan sebuah stasiun TV. Rata – rata kelompok ini di dominasi oleh mahasiswa, politikus, anggota dewan dan masyarakat kecil. Karena itu sebuah stasiun televisi membuat program pemberitaan yang berbeda. Dari program yang berbeda – beda itulah muncul beberapa profesi yang muncul :
1. News-reader, yaitu orang yang berprofesi sebagai pembaca berita, menjadi news reader merupakan profesi yang sangat enteng karena dia hanya membacakan lead berita yang sudah disusun. Dalam dunia modern, teknologi memungkinkan para jurnalis melakukan siaran langsung dari lokasi kejadian sehingga mengurangi peran utama sang pembaca berita.
Contoh: para presenter MetroTV News Flash, presenter TV lokal
2. News-caster, yaitu orang yang berprofesi sebagai pembaca berita, tetapi juga ikut aktif dalam pencarian berita. Dia mencari berita sendiri, disusun sendiri, di-edit sendiri, lalu dipresentasikan sendiri. News Caster adalah orang yang menyiarkan program berita dan ia juga bekerja sebagai jurnalis dan ikut dalam peliputan berita atau produksi berita, yakni aktif ikut serta dalam membuat naskah berita yang akan dibacakannya. Istilah ini diperkenalkan di tahun 1980an untuk membedakan jurnalis aktif dari pembaca berita, jenis presenter berita sebelumnya.
Contoh: Prita Laura atau Gadiza Fauzi, Meuthia Hafidz yang saat itu masih aktif di Metro TV, Guruku Tina Talisa (sekarang Host Apa kabar Indonesia Malam TV one) yang sebelumnya menjadi Wartawan Istana dan menjadi news presenter Reportase Trans TV. Dan Andri Hardiansyah yang lebih dikenal dengan Andri Hasan, news presenter PJTV (Bandung Local Television)
3. News-anchor, yaitu orang yang berprofesi membaca berita, tapi dalam acara tersebut dia juga memberikan improvisasi atau komentar pada berita yang dibacakannya. Selain itu dia juga meng-handle live-interview dengan format driven, atau ikut serta memberikan pelaporan langsung pada saat berita tersebut. News-anchor juga kadang – kadang ikut dalam perumusan script supaya script bisa disesuaikan dengan gaya pembawaan berita dia. Jangkar berita atau news anchor, adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan materi berita dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran langsung. Istilah ini utamanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak news anchor terlibat dalam penulisan dan/atau penyuntingan berita bagi program mereka sendiri. News anchor juga mewawancara narasumber di studio atau memandu program diskusi. Banyak juga yang menjadi komentator dalam berbagai program berita.
Istilah anchor (juga anchorperson, anchorman, atau anchorwoman) diperkenalkan oleh produser CBS News, Don Hewitt. CBS pertama kali memakainya pada 7 Juli 1952 untuk menjelaskan peran penyiar Walter Cronkite pada saat Konvensi Nasional Partai Demokrat dan Republik.
Tidak mudah untuk menjadi reporter news ataupun news anchor. Hal yang utama kalo kita pengen jadi reporter atau news anchor (khususnya) adalah kita harus seorang News Junkie. Entah itu menjadi syarat mutlak atau tidak, tapi kalo kita berada di dunia ini kita memang harus terus up date terhadap berita – berita yang beredar.
Tidak mudah menjadi seorang news anchor. Sedikit orang yang berpikir bahwa wajah ganteng dan cantik bisa menjadi seorang news anchor. Padahal wawasan serta kecerdasan dalam menganalisis berita adalah syarat utama yang harus dimiliki news anchor. Setelah itu sudah terpenuhi, barulah komposisi wajah. Jika ada yang terlihat timpang sedikit saja, itu sudah mempengaruhi penampilan atau look di layar televisi. Yang pasti, bentuk muka oval sangat dicari. Selain karena good looking, bentuk wajah inilah yang tidak mengalami perubahan (camera face) baik in-Frame maupun Out-Frame.
Lalu bagaimana cara mengembangkan wawasan serta menjadi News Anchor yang handal? Ada beberapa cara yang bisa dilakukan :
1. Mempunyai news (jurnalis) instinct yang kuat
2. Membaca, menganalisis serta menarik kesimpulan dari isu yang sedang hangat.
3. Tidak bersikap stereotif (cepat menyimpulkan)
4. Artikulasi harus diperhatikan (tidak cadel dan tidak medok).
5. Ekspresi harus menunjukkan percaya diri. Bahkan kalau bisa mempengaruhi pemirsa dengan cara mengkerutkan dahi atau tatapan mata yang tajam disesuaikan dengan berita yang disajikan, namun untuk opening dan closing dibawakan dengan smilyng voice.
6. Memahami tentang kondisi sosio cultural coverage area stasiun TV
7. Pahami isu luar negeri hal ini dimaksudkan agar news anchor bisa memproyeksikan isu luar negeri, menjadi isu lokal maupun nasional
8. Kemampuan analisis yang tajam, serta bersikap kritis pada saat wawancara, Maka hal ini bisa dilakukan dengan teknik wawancara devil advocat
9. Memantapkan kembali motivasi untuk menjadi news anchor.
REFERENSI: