Nama : Setiyanti Rianta
NPM : 26212947
Kelas : 3EB18
Dosen : Lenie Okviana
MACAM
– MACAM PENGUMPULAN DATA
Macam-macam teknik pengumpulan data:
1. Angket
(Kuesionare)
Angket
adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data
sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian
survei, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan
data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi),
disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan
penelitian.
Tujuan
pokok pembuatan kuesioner adalah (a)
untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian,
dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi.
Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner,
pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan
penelitian.
Menurut
Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai
berikut:
a. Merumuskan
tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b. Mengidentifikasikan
variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
c. Menjabarkan
setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
d. Menentukan
jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
a. Pertanyaan-pertanyaan
yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel
penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang
mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan
penelitian.
b. Tiap
pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional,
sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam
kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai
hal-hal sebagai berikut:
a. Pertanyaan
tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
b. Pertanyaan
tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen
tentang sesuatu
c. Pertanyaan
tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
d. Pertanyaan
tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya
dengan orang lain.
Ditinjau
dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh
peneliti, antara lain:
a. Kuesioner
digunakan dalam wawancara tatap
muka dengan responden
b. Kuesioner
diisi sendiri oleh responden
c. Wawancara
melalui telepon
d. Kuesioner
dikirim melalui pos.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner, antara lain:
a. Pakailah
bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh responden.
b. Pakailah
kalimat yang pendek yang mudah difahami.
c. Jangan
terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau
pengalaman tentang masalah penelitian.
d. Lindungi
harga diri responden.
e. Bila
ingin menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan.
f. Pertimbangkan
pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
g. Tentukan
pertanyaan terbuka atau tertutup.
h. Masukkan
hanya satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
i.
Rumusan pertanyaan jangan sampai
memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)
Contoh Angket:
- Angket
Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab
Contoh: Metode apa yang digunakan oleh
Bapak/ibu dalam pengajaran Bahasa
Indonesia di kelas?
a......................
b......................
c......................
d......................
- Angket
Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa
memeriksa hasil pekerjaan anak di kelas?
Selalu
Sering
Jarang sekali
- Angket
semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti,
tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden
Contoh: Apa metode yang Bapak/Ibu
gunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia
Diskusi
Ceramah
............
Berdasarkan dari terbentuknya, kuesioner
dibagi menjadi:
·
Pilihan ganda
Contoh, seperti pada angket tertutup
·
Isian
Contoh seperti pada angket terbuka
·
Chek list
Contoh angket/kuesioner:
2. Tes
Adalah
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau
dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,
ada beberapa macam tes dan alat ukur:
a. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
b. Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d. Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
e. Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
a. Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
b. Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d. Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
e. Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
3.
Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi
yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang
diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat
secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan
ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang
peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi,
dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang
peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada
tekanan psikis dalammemberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara,
yaitu:
- Pedoman
wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat
garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas
pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat
tergantung pada pewawancara.
- Pedoman
pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal
memberi tanda v (check).
Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan,
wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”.
Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu persatu diperdalam dalam
menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka
semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara
lengkap dan mendalam.
Ada beberapa faktor yang berpengaruh
dalam suksesnya wawancara yang dapat dilihat pada gambar berikut:
4.
Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif
kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang
bukan dari manusia (non-human resources),
diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku
harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah,
anggaran dasar, rapor siswa, surat – surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk – bentuk dokumen tersebut
diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto
akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat
memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan
maksud tertentu, misalnya untuk
melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi
psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti
kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena
sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang
mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga
administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu
sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif
ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.
5.
Observasi
Agar
observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka
perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam
pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus
mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
bertingkat.
Seorang
peneliti harus melatih dirinya untuk
melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita
dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan
berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas
diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki
nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah
masalah yang perlu diteliti.
Observasi
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan
non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat
secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan
observasi non partisipan adalah
observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang
diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut
Nasution, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
- Harus
diketahui dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat
pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
- Harus
ditentukan siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar – benar
representatif?
- Harus
diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan
dengan tujuan penelitian.
- Harus
diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan
izin pelaksanaan penelitian.
- Harus
diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.
Macam
– macam data:
·
Data berdasarkan sumbernya:
1. Data primer
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari
sumber datanya.
Contoh: observasi, wawancara, diskusi
terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.
2. Data sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang
telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).
Contoh: Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan
lain-lain.
·
Data berdasarkan sifatnya:
1.
Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam
bentuk angka.
Contoh:
tingkat kepuasan (tidak puas, puas, sangat puas).
2.
Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau
bilangan.
Contoh:
jumlah benda, penghasilan seseorang
Berdasarkan
proses atau cara untuk mendapatkannya, data kualitatif dibagi dua (2):
- Data
diskrit adalah data dalam bentuk angka
(bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang.
Contoh
data diskrit misalnya:
1) Jumlah
Universitas Swasta di Kota Bekasi sebanyak 25.
2) Jumlah
mahasiswa ekonomi di Universitas Gunadarma cabang Kalimalang sebanyak 1.290.123
orang.
3) Jumlah
penduduk di Kota Bekasi sebanyak 3.256.867 orang.
- Data
kontinum adalah data dalam bentuk
angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum
dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala
pengukuran yang digunakan.
Contoh
data kontinum misalnya:
1)
Tinggi badan Bora adalah 165 centimeter.
2)
IQ Yura adalah 220.
3)
Suhu udara di ruang kelas 25o
Celcius.
Berdasarkan
tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam
empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
a. Data nominal
atau sering disebut juga data kategori
yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori
tertentu.
Contoh: Angka (1) untuk laki-laki dan
angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk
membedakan dua kategori jenis kelamin.
b. Data ordinal
adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun
secara berjenjang menurut besarnya.
Contoh: Peringkat (ranking) mahasiswa
dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai
terendah.
c. Data interval
adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu
serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal.
Contoh: jarak kota D ke kota S ditempuh
dengan kecepatan antara 80km/jam sampai dengan 85km/jam
d. Data rasio
adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data
ordinal, serta data interval tetapi berlaku 0 mutlak.
Contoh: pengukuran berat
·
Data menurut waktu pengumpulannya:
1. Data time series adalah data yang datanya
menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.
Contoh data time series adalah data
perkembangan nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah Indonesia dari tahun
2005 sampai 2014,
2. Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik
waktu tertentu.
Contoh: laporan keuangan per 31 Desember
2013, data pelanggan PT. Unilever bulan September 2014.
3. Data panel
adalah data yang berisi gabungan antara data time series dan data cross
section.
Contoh:
data manufaktur dari berapa perusahaan di periode tertentu.
·
Data berdasarkan sumber data:
1. Data internal
adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara
internal.
Contoh:
data keuangan, data pegawai, data produksi,
2. Data eksternal
adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar
organisasi.
Contoh:
data jumlah tingkat preferensi pelanggan, dan persebaran penduduk.
MACAM
– MACAM KUTIPAN
Macam – macam kutipan ada dua (2) yaitu:
1.
Kutipan
Langsung
Adalah kutipan yang dilakukan persis
seperti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya. Kutipan
langsung terdiri dari kurang dari 4 baris dan lebih dari 4 baris.
Ciri – ciri kutipan langsung yang kurang dari 4
baris, yaitu:
a. Kutipannya
langsung terintergrasi di dalam teks
b. Jarak
antara baris satu dengan baris lainnya adalah 2 spasi
c. Kutipannya
diapit oleh tanda kutip
d. Sebelum
buka kurung menggunakan nama singkat, nama depan. Setelah tutup kurung
menggunakan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman.
Ciri-ciri kutipan langsung yang lebih dari 4 baris,
yaitu:
a. Kutipannya
tidak terdapat di dalam teks (tidak terintregrasi dalam teks), yaitu dengan
jarak dibawahnya 2,5 spasi.
b. Jarak
antara baris satu dengan baris lainnya 1 spasi
c. Tidak
memggunakan tanda kutip
d. Sebelum
buka kurung menggunakan nama singkat, nama belakang. Setelah tutup kurung
menggunakan tahun terbit, titik dua, dan nomer halaman.
Kutipan langsung biasanya digunakan untuk
hal – hal sebagai berikut:
·
Untuk mengutip rumus atau model matematika
·
Untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, surat keputusan,
surat perintah.
·
Untuk mengutip peribahasa, puisi, karya drama, dan
kata – kata mutiara.
·
Untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam
kata – kata yang sudah pasti.
·
Untuk mengutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika
dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.
Kutipan
langsung dibagi menjadi 2, yaitu:
a.
Kutipan Langsung Pendek
Adalah kutipan langsung yang
panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang demikian dimasukkan
dalam teks dengan memberikan tanda petik di antara bahan yang dikutip. Kalau
kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada
awal kalimat diberi titik tiga buah.
b.
Kutipan Langsung Panjang
Adalah kutipan langsung yang panjangnya
lebih dari tiga baris ketikan. Kutipan tersebut diberi tempat sendiri, dalam
alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan lebar jorokkan
ke dalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang
baru, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf
dari garis tepi kiri, serta tidak ditulis antara tanda petik.
Contoh kutipan langsung:
1.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat
kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah
tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).
2.
“Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami
akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala Bidang (KABID)
HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta, sabtu
(6/3).
3.
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan
koordinasi antara mata , tangan, atau bagian tubuh lain . . . yang termasuk
gerak manipuatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan
menggambar” (Asim, 1995:315)
4.
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan
akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau
pembicara (Keraf, 1983: 3).
5.
“Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran
dengan komponen untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan antara
lain format keluaran benar – benar sangat kaya melebihi yang dapat diperoleh di
C++” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 78)
1.
Kutipan
Tidak Langsung
Adalah kutipan yang tidak persis sama
seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok – pokok
pikiran atau ringkasan kesimpulan menurut jalan pikirasn dan bahasa pengutip
sendiri. Kutipan ini tidak dituliskan diantara tanda petik, melainkan langsung
dimasukkan dalam kalimat atau alinea. Ciri-cirinya :
a. Kutipannya
langsung terintregrasi di dalam teks
b. Jarak
antara baris satu dengan baris lainnya adalah 2 spasi
c. Tidak
menggunakan tanda kutip
d. Sebelum
buka kurung menggunakan nama pengarang. Setelah tutup kurung menggunakan tahun
terbit, titik dua, dan nomor halaman.
Kutipan tidak langsung dibedakan menjadi
dua (2), yaitu:
a.
Kutipan
Tidak Langsung Pendek
Adalah kutipan tidak langsung yang
terdiri darisatu alinea atau kurang.
b.
Kutipan
Tidak Langsung Panjang
Adalah kutipan tidak langsung yang
terdiri lebih dari satu alinea.
Dalam mengutip suatu kutipan dalam karya ilmiah,
dikenal 3 istilah yaitu :
1.
Ibid
Yaitu suatu kutipan yang di dapat dari
sumber dan halaman yang sama, dan belum diselingi oleh sumber yang lainnya.
2.
Lokcit
(loco citatos)
Yaitu suatu kutipan yang di dapat dari
tempat dan halaman yang sama, namun telah diselingi oleh sumber lain.
3.
Opcit
(opera citatos)
Yaitu suatu kutipan yang telah dikutip
terlebih dahulu, artinya bahwa kutipan yang pernah di kutip di halaman
sebelumnya, di kutip lagi oleh penulis.
Contoh kutipan tidak langsung:
1. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan
kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi
(Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).
2. Dalam
karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut
hanya beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya
akan semakin di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area
masjid Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).
3. Penulisan
dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi
berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda.
Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis,
sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan
oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa
identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal.
174)
4. Polymorphism,
yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam
perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika
mempunyai antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku
berbeda. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal.
357)
5. Argumentasi
pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin
akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf,
1983:3).
REFERENSI: