Minggu, 09 November 2014

Bahasa Indonesia Tugas Pertemuan Ke-2 Macam-macam Pengumpulan Data dan Kutipan

Nama    : Setiyanti Rianta
NPM     : 26212947
Kelas     : 3EB18
Dosen    : Lenie Okviana


MACAM – MACAM PENGUMPULAN DATA

Macam-macam teknik pengumpulan data:
1.      Angket (Kuesionare)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survei, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah  (a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian, dan (b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
a.       Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
b.      Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
c.       Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
d.      Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
a.       Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
b.  Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.

Dalam kusioner, pertanyaan-pertanyaan yang diajaukan biasanya pertanyaan mengenai hal-hal sebagai berikut:
a.       Pertanyaan tentang fakta. Misalnya umur, pendidikan, status dan agama
b.   Pertanyaan tentang pendapat dan sikap, yang menyangkut masalah perasaan dan sikap respondsen tentang sesuatu
c.  Pertanyaan tentang informasi. Pertanyaan yang menyangkut apa yang diketahui oleh responden
d.     Pertanyaan tentang persepsi diri. Responden menilai perilakunya diri dalam hubungannya dengan orang lain.

Ditinjau dari segi cara pemakain kuesioner, ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh peneliti, antara lain:
a.       Kuesioner digunakan dalam wawancara  tatap muka  dengan responden
b.      Kuesioner diisi sendiri oleh responden
c.       Wawancara melalui telepon
d.      Kuesioner dikirim melalui pos.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kuesioner, antara lain:
a.       Pakailah bahasa yang sederhana yang dapat dipahami oleh responden.
b.      Pakailah kalimat yang pendek yang mudah difahami.
c.       Jangan terlampau cepat menganggap bahwa responden telah memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang masalah penelitian.
d.      Lindungi harga diri responden.
e.       Bila ingin menanyakan suatu perasaan atau tanggapan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, tanyakan terlebih dahulu hal-hal yang menyenangkan.
f.       Pertimbangkan pertanyaan bersifat langsung atau tidak langsung.
g.      Tentukan pertanyaan terbuka atau tertutup.
h.      Masukkan hanya satu buah pikiran dalam tiap pertanyaan.
i.        Rumusan pertanyaan jangan sampai memalukan responden. (lihat, Nasution, 2006:135-137)

Contoh Angket:
  1. Angket Terbuka, yaitu angket dimana responden diberi kebebasan untuk menjawab
Contoh: Metode apa yang digunakan oleh Bapak/ibu  dalam pengajaran Bahasa Indonesia di kelas?
a......................
b......................
c......................
d......................

    1. Angket Tertutup, apabila jawaban pertanyaan sudah disediakan oleh peneliti.
Contoh: Apakah Bapak/Ibu senantiasa memeriksa hasil pekerjaan anak di kelas?
Selalu
Sering
Jarang sekali

    1. Angket semi terbuka, yaitu jawaban pertanyaan sudah diberikan oleh peneliti, tetapi diberi kesempatan untuk menjawab sesuai kemauan responden
Contoh: Apa metode yang Bapak/Ibu gunakan dalam pengajaran Bahasa Indonesia
Diskusi
Ceramah
............

Berdasarkan dari terbentuknya, kuesioner dibagi menjadi:
·         Pilihan ganda
Contoh, seperti pada angket tertutup
·         Isian
Contoh seperti pada angket terbuka
·         Chek list


Contoh angket/kuesioner:


2. Tes
Adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi,  ada beberapa macam tes dan alat ukur:
a.  Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
b. Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
c. Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d. Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
e. Tes minat  atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang  terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

3.      Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalammemberikan jawaban kepada peneliti.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
  1.     Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Dalam hal ini perlu adanya kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan pedoman wawancara model ini sangat tergantung pada pewawancara.
  2.    Pedoman pewawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai chek-list. Pewawancara hanya tinggal memberi tanda v (check).

Dalam pelaksanaan penelitian dilapangan, wawancara biasanya wawancara dilaksanakan dalam bentuk ”semi structured”. Dimana interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam  dalam menggali keterangan lebih lanjut. Dengan model wawancara seperti ini, maka semua variabel yang ingin digali dalam penelitian akan dapat diperoleh secara lengkap dan mendalam.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam suksesnya wawancara yang dapat dilihat pada gambar berikut:


4.      Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat – surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk – bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya  untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik  juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.

5.      Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Seorang peneliti harus melatih dirinya  untuk melakukan pengamatan. Banyak yang dapat kita amati di dunia sekitar kita dimanapun kita berada. Hasil pengamatan dari masing-masing individu akan berbeda, disinilah diperlukan sikap kepekaan calon peneliti tentang realitas diamati. Boleh jadi menurut orang lain realitas yang kita amati, tidak memiliki nilai dalam kegiatan penelitian, akan tetapi munurut kita hal tersebut adalah masalah yang perlu diteliti.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah  observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.

Menurut Nasution, ada beberapa  hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
  1. Harus diketahui dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi?
  2. Harus ditentukan siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar – benar representatif?
  3. Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
  4. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian.
  5. Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.

Macam – macam data:
·           Data berdasarkan sumbernya:
1.      Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya.
Contoh: observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussionFGD) dan penyebaran kuesioner.
2.      Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).
Contoh: Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.

·           Data berdasarkan sifatnya:
1.                  Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka.
Contoh: tingkat kepuasan (tidak puas, puas, sangat puas).
2.                  Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan.
Contoh: jumlah benda, penghasilan seseorang

Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kualitatif dibagi dua (2):
  1. Data diskrit adalah data dalam bentuk angka (bilangan) yang diperoleh dengan cara membilang.
Contoh data diskrit misalnya:
1)      Jumlah Universitas Swasta di Kota Bekasi sebanyak 25.
2)      Jumlah mahasiswa ekonomi di Universitas Gunadarma cabang Kalimalang sebanyak 1.290.123 orang.
3)      Jumlah penduduk di Kota Bekasi sebanyak 3.256.867 orang.
    1. Data kontinum adalah data dalam bentuk angka/bilangan yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran. Data kontinum dapat berbentuk bilangan bulat atau pecahan tergantung jenis skala pengukuran yang digunakan.
Contoh data kontinum misalnya:
1)            Tinggi badan Bora adalah 165 centimeter.
2)            IQ Yura adalah 220.
3)            Suhu udara di ruang kelas 25o Celcius.

Berdasarkan tipe skala pengukuran yang digunakan, data kuantitatif dapat dikelompokan dalam empat jenis (tingkatan) yang memiliki sifat berbeda yaitu:
a.       Data nominal atau sering disebut juga data kategori yaitu data yang diperoleh melalui pengelompokkan obyek berdasarkan kategori tertentu.
Contoh: Angka (1) untuk laki-laki dan angka (2) untuk perempuan hanya merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan dua kategori jenis kelamin.
b.      Data ordinal adalah data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara berjenjang menurut besarnya.
Contoh: Peringkat (ranking) mahasiswa dalam satu kelas yang menunjukkan urutan prestasi belajar tertinggi sampai terendah.
c.       Data interval adalah data hasil pengukuran yang dapat diurutkan atas dasar kriteria tertentu serta menunjukan semua sifat yang dimiliki oleh data ordinal.
Contoh: jarak kota D ke kota S ditempuh dengan kecepatan antara 80km/jam sampai dengan 85km/jam
d.      Data rasio adalah data yang menghimpun semua sifat yang dimiliki oleh data nominal, data ordinal, serta data interval tetapi berlaku 0 mutlak.
Contoh: pengukuran berat
  
·           Data menurut waktu pengumpulannya:
1.      Data time series adalah data yang datanya menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau periode secara historis.
Contoh data time series adalah data perkembangan nilai tukar dollar Amerika terhadap rupiah Indonesia dari tahun 2005 sampai 2014,
2.      Data cross-section adalah data yang menunjukkan titik waktu tertentu.
Contoh: laporan keuangan per 31 Desember 2013, data pelanggan PT. Unilever bulan September 2014.
3.      Data panel adalah data yang berisi gabungan antara data time series dan data cross section.
Contoh: data manufaktur dari berapa perusahaan di periode tertentu.

·           Data berdasarkan sumber data:
1.      Data internal adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu organisasi secara internal.
Contoh: data keuangan, data pegawai, data produksi,
2.      Data eksternal adalah data yang menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di luar organisasi.
Contoh: data jumlah tingkat preferensi pelanggan, dan persebaran penduduk.


MACAM – MACAM KUTIPAN
Macam – macam kutipan ada dua (2) yaitu:
1.        Kutipan Langsung
Adalah kutipan yang dilakukan persis seperti sumber aslinya, kata-kata yang digunakan sama seperti bahan aslinya. Kutipan langsung terdiri dari kurang dari 4 baris dan lebih dari 4 baris.
Ciri – ciri kutipan langsung yang kurang dari 4 baris, yaitu:
a.       Kutipannya langsung terintergrasi di dalam teks
b.      Jarak antara baris satu dengan baris lainnya adalah 2 spasi
c.       Kutipannya diapit oleh tanda kutip
d.      Sebelum buka kurung menggunakan nama singkat, nama depan. Setelah tutup kurung menggunakan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman.

Ciri-ciri kutipan langsung yang lebih dari 4 baris, yaitu:
a.       Kutipannya tidak terdapat di dalam teks (tidak terintregrasi dalam teks), yaitu dengan jarak dibawahnya 2,5 spasi.
b.      Jarak antara baris satu dengan baris lainnya 1 spasi
c.       Tidak memggunakan tanda kutip
d.      Sebelum buka kurung menggunakan nama singkat, nama belakang. Setelah tutup kurung menggunakan tahun terbit, titik dua, dan nomer halaman.

Kutipan langsung biasanya digunakan untuk hal – hal sebagai berikut:
·         Untuk mengutip rumus atau model matematika
·         Untuk mengutip peraturan-peraturan hukum, surat keputusan, surat perintah.
·         Untuk mengutip peribahasa, puisi, karya drama, dan kata – kata mutiara.
·         Untuk mengutip beberapa definisi yang dinyatakan dalam kata – kata yang sudah pasti.
·         Untuk mengutip beberapa pernyataan ilmiah yang jika dinyatakan dalam bentuk lain dikhawatirkan akan kehilangan maknanya.

Kutipan langsung dibagi menjadi 2, yaitu:
a.       Kutipan Langsung Pendek
Adalah kutipan langsung yang panjangnya tidak melebihi tiga baris ketikan. Kutipan yang demikian dimasukkan dalam teks dengan memberikan tanda petik di antara bahan yang dikutip. Kalau kutipan itu perlu dihilangkan beberapa kata atau bagian dari kalimat, maka pada awal kalimat diberi titik tiga buah.
b.      Kutipan Langsung Panjang
Adalah kutipan langsung yang panjangnya lebih dari tiga baris ketikan. Kutipan tersebut diberi tempat sendiri, dalam alinea baru yang berdiri sendiri, diketik dengan satu spasi, dan lebar jorokkan ke dalam dan kalimat pertama adalah tujuh ketukan huruf dari garis tepi yang baru, sedangkan baris kedua dan seterusnya dimulai sesudah dua ketukan huruf dari garis tepi kiri, serta tidak ditulis antara tanda petik.

Contoh kutipan langsung:
1.      Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak ’campur tangan’ pimpinan perusahaan samakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan” (Soebroto, 1990:23).

2.      “Ada informasi pesan singkat yang menyesatkan. Kami akan selediki terus karena sumbernya sudah ada,” kata Kepala Bidang (KABID) HUMAS Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di Jakarta, sabtu (6/3).

3.      “Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata , tangan, atau bagian tubuh lain . . . yang termasuk gerak manipuatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:315)

4.      Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).

5.      “Java memisahkan komponen untuk menampilkan keluaran dengan komponen untuk melakukan format keluaran. Keuntungan pemisahan antara lain format keluaran benar – benar sangat kaya melebihi yang dapat diperoleh di C++” (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 78)

1.        Kutipan Tidak Langsung
Adalah kutipan yang tidak persis sama seperti bahan aslinya. Kutipan ini merupakan suatu ketikan pokok – pokok pikiran atau ringkasan kesimpulan menurut jalan pikirasn dan bahasa pengutip sendiri. Kutipan ini tidak dituliskan diantara tanda petik, melainkan langsung dimasukkan dalam kalimat atau alinea. Ciri-cirinya :
a.       Kutipannya langsung terintregrasi di dalam teks
b.      Jarak antara baris satu dengan baris lainnya adalah 2 spasi
c.       Tidak menggunakan tanda kutip
d.      Sebelum buka kurung menggunakan nama pengarang. Setelah tutup kurung menggunakan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman.

Kutipan tidak langsung dibedakan menjadi dua (2), yaitu:
a.      Kutipan Tidak Langsung Pendek
Adalah kutipan tidak langsung yang terdiri darisatu alinea atau kurang.
b.      Kutipan Tidak Langsung Panjang
Adalah kutipan tidak langsung yang terdiri lebih dari satu alinea.

Dalam mengutip suatu kutipan dalam karya ilmiah, dikenal 3 istilah yaitu :
1.      Ibid
Yaitu suatu kutipan yang di dapat dari sumber dan halaman yang sama, dan belum diselingi oleh sumber yang lainnya.
2.      Lokcit (loco citatos)
Yaitu suatu kutipan yang di dapat dari tempat dan halaman yang sama, namun telah diselingi oleh sumber lain.
3.      Opcit (opera citatos)
Yaitu suatu kutipan yang telah dikutip terlebih dahulu, artinya bahwa kutipan yang pernah di kutip di halaman sebelumnya, di kutip lagi oleh penulis.

Contoh kutipan tidak langsung:
1.      Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan tidak ada intervensi dalam pengusutan kasus Bank Century yang diduga terindikasi pelanggaran tindak pidana korupsi (Republika, Ahad 7 Maret 2010 halaman 1 ).

2.      Dalam karangannya, lembaga tersebut kembali memperjelas bahwa panggalian tersebut hanya beberapa puluh meter dari masjid Al-Aqsha, dan semakin hari penggaliannya akan semakin di tingkatkan hingga mencapai kedalaman 10 meter, sampai ke area masjid Al-Aqsha (Eramuslim.com,16/3/2010).

3.      Penulisan dengan identasi merupakan konvensi penulisan yang bagus untuk diikuti. Identasi berarti memberi iden setiap menemui blok baru pada blok-blok yang berbeda. Identasi adalah gaya penulisan program bukan bagian bahasa secara teknis, sehingga digunakan untuk memperjelas pembacaan program oleh pemrogram, bukan oleh kompilator. Kompilator menghasilkan keluaran yang sama meski tanpa identasi. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 174)

4.      Polymorphism, yang berarti mempunyai banyak bentuk, merupakan konsep pokok di dalam perancangan berorientasi objek. Dua objek atau lebih dikatakan polymorphic jika mempunyai antarmuka-antarmuka yang identik namun mempunyai perilaku-perilaku berbeda. (Bambang Hariyanto, Esensi-esensi Bahasa Pemrograman Java, 2007, Hal. 357)

5.      Argumentasi pada dasarnya tulisan yang bertujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar yakin akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yang dikatakan penulis (Keraf, 1983:3).

REFERENSI: